Sejak tahun 1967, hubungan Israel-Indonesia sudah terputus. Rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim sangaaat membenci Israel, sang penjajah bangsa Palestina. Alasannya, bangsa Israel adalah bangsa penjajah. Tapi mengapa kita tidak mencoba membuka hubungan kita dengan Israel, baik diplomasi maupun hubungan dagang. Toh, kita tidak rugi malah kita bisa untung.
Keuntungan Diplomasi
Membenci Israel dan dan mendukung Palestina bukan pilihan yang tepat. Sebaliknya Indonesia akan terlihat lebih keren kalau berdiri di tengah-tengahnya dan mendamaikan kedua negara tersebut seperti yang tertera di UUD 1945. Indonesia akan lebih disegani negara lain dengan mendamaikan kedua negara tersebut. Secara politis dengan dilakukannya hubungan (dagang) dengan Israel, Indonesia lebih bisa membuka jalur komunikasi sehingga bisa lebih memainkan peran penting dalam penyelesaian masalah Palestina. Selama ini peran Indonesia terhadap penyelesaian Palestina dianggap kurang optimal karena adanya kendala komunikasi. Asumsinya, bagaimana bisa melakukan proses penyelesaian terhadap dua pihak yang bersengketa jika salah satu pihak tidak pernah diajak berhubungan oleh Indonesia. “Selama ini kalau kita mau bicara tentang Palestina, orang-orang Israel tidak mau terima. Karena apa? Hubungan saja tida ada,” kata Alwi Shihab. Dengan secara intensif melakukan hubungan (dagang) dengan Israel, Indonesia berharap bisa melobi Israel untuk penyelesaian Palestina.
Keuntungan Ekonomi
Dalam perspektif ekonomi, hubungan dagang dengan Israel sangat penting bagi pemulihan ekonomi Indonesia. Hal ini didasarkan pada beberapa argumentasi:
(1) Lobi Israel yang kuat bisa mendorong mulusnya investasi asing untuk Indonesia, terutama dari negara negara Barat.
(2) Hubungan dagang dengan Israel yang selama ini dilakukan melalui pihak ketiga, tidak terlalu memberi keuntungan bagi Indonesia (karena sebagian keuntungan diperoleh pihak ketiga) dibanding jika Indonesia melakukan hubungan dagang secara langsung.
(3) Israel dipandang sebagai pusat agrobisnis.
(4) Adanya pelebaran (potensi) pasar bagi produk Indone sia ke Israel.
(5) Hubungan dagang dengan Israel adalah hal yang lumrah, toh negara-negara Arab (Islam), yang selama ini selalu berhadapan konfrontatif dengan Israel sudah melakukan hubungan dengan Israel. “Orang-orang Arab di Mesir, Jordan, Maroko, bahkan Aljazair, juga Mauritania, semua memiliki hubungan, malahan lebih tinggi dari hubungan dagang. Ada hubungan diplomatik. Mereka meraih keuntungan-keuntungan itu,” kata Alwi Shihab.
Tak ada alasan untuk menolak hubungan Israel-Indonesia. Jangan berpikir menggunakan emosi Anda tapi dengan logika Anda. Well, membenci Israel adalah hak anda. Tapi ingat, bila Indonesia ingin menjadi bangsa yang besar, taklukanlah kebencian itu!
Kamis, 26 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar